Selamat Datang Di Website Education Update Semoga Bermamfaat

Selasa, 24 November 2015

Sosiometri




BAB I
PENDAHULUAN

   A.    Latar Belakang
Di dalam penerapan Bk banyak sekali penerapan-penerapan serta teori yang perlu diterapkan, sebagai contoh metode asesmen yaitu sosiometri sebagai salah satu metode pengumpulan data angket yang disusun secara berstruktur sesuai kebutuhan indivdu/kelompok yang memerlukannya.
Maka dari itu para konselor perlu memperlajarinya didalam praktek nontes sebagai alat untuk melakukan penelitian dan analisis kepada klien, dan mempermudah kegiatan konseling selanjutnya. Dalam praktek asesmen ini diperuntukan untuk sarana membantu individu/kelompok dengan menggunakan macam-macam alat yang akan mempermudah para konseling.
  B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Sosiometri ?
2.      Apa kelebihan dan kekurangannya ?
3.      Bagaimana peran dan fungsi Konselor ?
4.      Bagaimana langkah penyusunan angket sosiometri ?
5.      Bagaimana langkah penyusunan Pengadministrasiannya ?
6.      Apa Tujuan sosiometri ?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Memberi pemahaman kepada konsoler metode nontes berdasarkan asesmen yang ada.
2.      Memberikan pemahaman dengan memberika cara penyusunannya sesuai dengan teori yang diberikan
3.      Agar mempermudah jalannya konseling dengan harapan dapat efektif dan berjalan sesuai rencana.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sosiometri
Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Mula-mula dikembangkan oleh Moreno dan Jenning. Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa kelompok mempunyai struktur yang terdiri dari hubunngan-hubungan yang kompleks. Posisi setiap individu dan hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur kelompoknya dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil pengolahan sosiometri akan diperoleh gambaran jumlah skor yang diperoleh setiap orang, pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi peserta didik dalam kelompoknya.
1.      Bentuk hubungan dalam sosiometri
Bedasrkan hasil sosiogram daoat diperoleh beberpa bentuk hubungan yaitu:
   a.       Hubungan sosial segitiga mengembarkan intensitasi hubungan tiga orang individu yang cukup kuat atauintim.




 
  b.      Hubungan sosial terpusat, mengambarkan tingkat popularitas seorang individu dalam kelompoknya.
 




   c.       Hubungan sosial intim , mengambarkan hubungan beberapa orang yang saling memilih satu dengan yang lain dengan itensitas hubungan yang kuat.




   d. Hubungan sosial berbentuk jala , mengambarkan pola relasi yang bersifat menyeluruh dimana setiap anggota saling berelasi . Bentuk hubungan ini memiliki itensitas sangat kuat , seluruh kelompok sebagai satu kesatuan yang sukar untuk dipisahkan dan ketidak hadiran seseorang dalam kelompok tidak akan menyebabkan perpecahan atau kerapuhan suatu kelompok . 
 

  e. Hubungan berbentuk rantai . Menggambarkan pola hubungan searah atau sepihak dan tidak      menyelurh . Intesintas hubungan rendah , sehingga relasi kelompok mudah rapuh .


2.      Kelebihan dan kekurangan
Penggunaan sosiometri memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan metode asesmen lain yaitu menggunakan sosiometri konselor memiliki peluang untuk memahami bentuk hubungan sosial yang terjadi diantara peserta didik yang dibimbingnya dengan melihat bagaimana frekuensi hubungan yang terjadi, bagaimana itensitas atau kedalamaan hubungan yang terjadi , bagaimana posisi popularitas peserta didik dalam kelompoknya , mau pun peserta didik yang terisolasi.
      Dengan memanfaatkan hasil sosiometri , konselor memiliki peluang untuk melakukan beberapa proses bimbingan untuk memberbaiki hubungan peserta didik dalam kelompoknya antara lain dalam upaya untuk :
a)      Memperbaiki struktur hubungan sosial kelompok.
b)      Memperbaiki penyesuainan sosial individu.
c)      Mempelajarin akibat proses pendidikan disekolah terhadap hubungan sosial peserta didik.
d)     Mempelajari mutu kepemimpinan dalam berbagai situasi , dan
e)      Menemukan norma pergaulan antra peserta didik yang di inginkan dalam kelompok tersebut.
Selain memiliki kelebihan  penggunaan sosiometri seperti juga metode asesmen yang lain memiliki beberapa kelemahan antra lain :
a.       Hanya diterapkan pada kelompok peserta didik yang sudah saling mengenal dalam waktu yang cukup lama,
b.      Akurasi data penggunaan sosiometri yang sesuai tujan sangat ditentukan oleh kemampuan guu pebimbing dalam menyusun angket sosiometri.
c.       Peserta didik tidak mudah untuk menetapkan pilihan teman , menetapkan intensitas hubungan yang selama ini terjadi , maupun saat menetapkan kriteria pribadi/ sifat-sifat angguta kelompok dikelsnya. Menggiat peserta didik umumnya cendrung memilih anggota kelompok bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa mereka berhasil dalam melakukan kegiatan dalam kelompok , melainkan lebih didasarkan pada pertimbangan rasa simpati dan rasa antipati.
3.      Peran dan fungi konselor
Pada proses asesman menggunakan sosiometri , konselor memiliki peran dan fungsi sebagai (a) perencanaan , yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksaan asesman , perbuatan ngket sosiometri , menetapkan peserta didik sebagai saran asesman , dan membuat satu layanan asesmen sosiometri , (b) pelaksaaan yaitu : memberikan verbal setting ( menjelaskan tujuan manfaat , dan kerahasiaan data ) , memandu peserta didik dalam acara mengerjakan sehingga dapat dipastikan seluruh peserta didik mengisinya dengan benar ,(c) melakukan pengolahan mulai dari membuat tabulasi , sosiogram , menghitung ,indeks pemilihan , hingga melakukan analisis hasil , dan (d) melakukan tindak lanjut dari hasil asesman dengan membuat program layanan bimbingan dn konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.
B.     Macam / Jenis Angket
1.      Nominatif
Pada tipe ini kepada setiap individu dalam kelompok ditanyakan siapa-siapa kawan yang di senangi /tidak disenangi untuk diajak melakuka suatu aktifitas tertentu . Pilihan harus ditulis berurutan dari pilihan pertama (paling disenangin), pilihan kedua , ketiga , dst. Pilihan pertama skor 3 , kedua skor 2, ketiga diberi skor 1 . Pada Tebel 7.1 dapat dilihat contoh pertanyaan pada angket sosiometri secara umum , dan Tabel 7.2 merupakan contoh angket sosiometri bentuk nominatif.
2.      Skala bertingkat
Pada tipe skala bertingkat, disediakan sejumlah pernyataan yang disusun bertingkat, dari pernyataan yang menyatakan hubungan paling dekat, sampai hubungan paling jauh. Pada setiap pernyataan individu diminta menuliskan nama salah seorang temannya, sesuai dengan jarak hubungannya.
contoh statemennya adalah sebagai berikut :
1.      Saya sangat menyenangi teman ini. Saya sangat senang bersama-sama dengan teman ini kemanapun saya pergi. Kalau saya mempunyai problem kepadanyalah saya minta bantuan. Sebaliknya, saya pun senantiasa siap membantunya. Teman tersebut adalah…………...
2.      Saya menyenangi teman ini. Saya sering bekerjasama dengannya dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Saya juga sering berbincang-bincang dengannya. Teman yang saya maksud tersebut adalah...............
3.      Saya dapat bergaul secara baik dengan teman ini. Saya tidak keberatan. kalau ia merupakan salah satu anggota kelompok kami. Saya dapat bekerja sama dan bemain dengan teman ini dalam kegiatan- kegiatan sekolah, walaupun di luar sekolah saya jarang sekali berhubungan dengannya. Teman tersebut adalah…………
4.      Saya tidak begitu akrab dengan teman ini. Di sekolah saya hanya bicara seperlunya saja. Kalau bertemu di jalan biasanya kami hanya saling mengangguk atau sekedar saling senyum atau saling menegur dengan ucapan “hallo” saja. Teman yang saya maksud tersebut adalah………………………………………………………………
5.      Saya tidak menyukai teman ini. Saya selalu berusaha untuk menghindari pertemuan dengan teman ini. Saya keberatan kalau ia dimasukkan ke dalam kelompok kami. Teman yang saya maksud tersebut adalah…………………

Jawaban atau isian terhadap statemen- statemen tersebut disusun dalam suatu tabulasi arah pilih. Pilihan pertama diberi skor 2, pilihan kedua diberi skor 1, pilihan ketiga diberi skor 0, pilihan keempat diberi skor -1 dan pilihan kelima diberi skor -2.

3.      Siapa dia
Tipe sosiometri siapa dia, disediakan pernyataan tentang sifat-sifat individu. Sebagian pernyataan mengungkapkan sifat positif dan sebagian negatif. Setiap anggota diminta memilih kawannya yang memiliki sifat yang cocok dengan pernyataan tersebut. Setiap individu dapat memilih lebih dari satu orang.
tipe ini sering juga disebut tipe “terkalah dia” (guess who). Dan karena pada setiap statemen ada kemungkinan pilihan lebih dari seorang, maka tipe ini sering juga disebut  tipe “siapa mereka” (who are they).
Contoh-contoh statemennya  antara lain :
1.      Dalam keadaan kelas ini ada teman yang hampir tidak pernah marah walaupun diganggu oleh temannya. Teman tersebut adalah…………………
2.      Dalam kelas ini ada teman yang sering murung. Ia jarang bergurau atau bercerita tentang hal-hal yang lucu (joke). Dia / mereka adalah : ………………
3.      Dalam kelas kami ada teman yang angkuh dan tidak pernah mau menghargai pendapat orang lain. Ia sering marah-marah kalau ada orang lain yang menyangkal pendapatnya.  Dia / mereka adalah : ………………………………
4.      Dalam kelas ini ada teman yang dapat bekerjasama secara baik dengan setiap orang. Ia bekerja dengan giat dan bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang diberikan kepadanya. Dia / mereka adalah…………………………………………
Seperti juga pada tipe nominatif dan tipe skala bertingkat, jawaban atau isian sosiometri tipe “siapa dia / mereka” ditabulasikan dalam tabulasi arah pilih. Agak berbeda dengan tabulasi arah pilih lainnya, pada tabulasi ini tidak dicantumkan daftar pemilih. Yang dicantumkan adalah nomor-nomor itemnya / statemennya. Item-item tersebut diklasifikasikan dalam  dua kelompok, yaitu : kelompok item positif dan kelompok item negative. Pilihan pada item positif diberi skor 1, sedangkan pilihan pada item negative diberi skor -1.
4.      Langkah penyusunan angket soaiometri
Sebelum melaksanakan proses asesmen pada pelaksaan bimbingan dan konseling , guru pebimbing perlu mempersiapkan dulu alat asesmen yang akan digunakan. Pada penggunaan angket sosiometri guru pembimbing perlu menyusunnya sendiri dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini :
1.      Menetapkan tujuan penggunaan angket sosiometri merupakan langkah awal yang penting dilakukan guru pembimbing agar dapat menetapkan tipe angket sosiometri apa yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Bila tujuannya untuk menetapkan pemilihan anggota kelompok/teman lain berdasarkan kedekatan maka guru pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri skala bertingkat, bila meminta peserta didik menetapkan pemilihan anggota kelompok/teman  berdasarkan tingkat nominasinya, maka menggunakan tipe angket sosiometri nominatif, akan tetapi bila meminta anggota kelompok untuk mengenali karakteristik pribadi atau sifat anggota kelompok/teman maka dapat menggunakan angket sosiometri tipe siapa dia.
2.      Menyusun angket sosiometri sesuai dengan pilihan tipe yang ditetapkan sesuai tujuan pelaksanaan asesemen.
Hal terpenting dalam menyusun angket adalah merumuskan pertanyaan atau pernyataan yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Apabila memilih angket sosiometri nominatif, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan sesuai dnegan data apa yang dikumpulkan dari peserta didik.
5.      Langkah Pengadministrasian
Pengadministrasian penggunaan angket sosiometri pada peserta didik di sekolah, memiliki beberapa tahapan yang perlu dilakukan agar hasil asesmen mendapatkan data yang memiliki tingkat akurasi baik. Tahapan yang harus dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan, serta pengolaha dan analisis hasil, yang akan dijelaskan sebagai berikut ini.
a.       Persiapan
1.      Menentukan kelompok peserta didik yang akan di ukur
2.      Mempersiapkan angket sosiometri sesuai tujuan
3.      Membuat satuan layanan asesmen
b.      Pelaksanaan
1.      Memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasian data)
2.      Membagikan angket sosiometri
3.      Menjelaskan cara mengerjakannya
4.      Memeriksa apakah sudah benr mengisinya
5.      Mengumpulkan kembali angket setelah selesai diisi
c.       Pengolahan dan analisis hasil
1.      Memeriksa kelengkapan hasil angket
2.      Membuat tabulasi hasil dan menghitung skor yang diperoleh setiap individu
3.      Membuat sosiogram berdasarkan hasil tabulasi skor
4.      Menghitung indeks pemilihan
5.      Membuat analisis hubungan sosial dari hasil sosiogram dan perolehan skor individu.
d.      Hal yang perlu di Perhatikan
Metode sosiometri rupanya merupakan metode pengumpulan data yang makin banyak digunakan. Walaupun demikian,  hendaknya digunakan secara hati-hati. Item-item sosiometrik dapat memberikan efek yang kurang baik terhadap beberapa siswa karena merasa terkucilkan setelah tau bahwa ia tidak disukai oleh teman-temannya. Metode ini dapat menyadarkan bahwa ia terkucilkan dan tidak disukai oleh teman-temannya yang sebelumnya tidak disadari.
C.    Tujuan Sosiometri
Sosiometri bertujuan untuk mengetahui pilihan, komunikasi, pola interaksi dan struktur hubungan antarindividu dalam suatu kelompok. Terhadap sosiogaram yang kita buat, dianalisis. Dengan analisis tersebut dapat kita ketahui problem hubungan sosial para siswa dalam kelompoknya atau apakah seorang anak itu disukai atau tidak dalam kelompoknya. Misalnya diketahui ada seorang siswa yang terisolir. Kita dapat menggunakan sosiogram ini untuk maksud-maksud remedial. Misalnya dengan menyuruh siswa-siswa lain untuk bergaul dengan siswa yang terisolir tadi. Dengan kata lain menyuruh siswa- siswa lain untuk mengajak siswa yang terisolir tadi dalam kegiatan- kegiatan yang mereka lakukan. Selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah bimbingan terhadap anak yang bersangkutan.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Sosiometri merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara individu-individu dalam suatu kelompok. Mula-mula dikembangkan oleh Moreno dan Jenning.
2.      Penggunaan angket sosiometri akan membantu guru pembimbing untuk memperoleh data yang menggambarkan pola hubungan, intensitas, hubungan, dan posisi peserta didik dalam kelompoknya.
3.      Sosiometri memiliki 3 tipe angket yang memiliki masing-masing tujuan dan fungsi yang berbeda, antara lain tipe normatif, skala bertingkat, dan siapa dia.
4.      Pada penggunaan sosiometri setiap guru pembimbing harus mengikuti beberapa tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, serta pengolahan dan analisis asesmen.
B.     Kritik dan Saran
Kami menyadari dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak kesalahan dan kehilafan, kami sangat mengharapkan kritk dan saran yang membagun untuk kami guna mengigatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah. Tidak lupa terima kasih kepada dosen pengampuh atas tugas yang diberikan kepada kami.

                                                 










DAFTAR PUSTAKA

Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2011, Asesemen Teknik Nontes dalam Perspektif BK Komprehesif, Kembangan. Jakarta Barat : PT Indeks
A.Muri Yusuf. 2011. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan.
Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integritas). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Gantina Komala sari & Eka wahyuni. 2011. Asesmen Teknik NonTes dalam Perspektif BK. Jakarta: PT i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

KARENA WANITA INGIN MEMILIH

Sepanjang sejarah sebelum datangnya islam perempuan kerap kali mengalami penderitaan. mereka diperjual belikan layaknya hewan dan barang. me...