BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Di
dalam penerapan Bk banyak sekali penerapan-penerapan serta teori yang perlu
diterapkan, sebagai contoh metode asesmen yaitu sosiometri sebagai salah satu
metode pengumpulan data angket yang disusun secara berstruktur sesuai kebutuhan
indivdu/kelompok yang memerlukannya.
Maka
dari itu para konselor perlu memperlajarinya didalam praktek nontes sebagai
alat untuk melakukan penelitian dan analisis kepada klien, dan mempermudah
kegiatan konseling selanjutnya. Dalam praktek asesmen ini diperuntukan untuk
sarana membantu individu/kelompok dengan menggunakan macam-macam alat yang akan
mempermudah para konseling.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Sosiometri ?
2. Apa
kelebihan dan kekurangannya ?
3. Bagaimana
peran dan fungsi Konselor ?
4. Bagaimana
langkah penyusunan angket sosiometri ?
5. Bagaimana
langkah penyusunan Pengadministrasiannya ?
6. Apa
Tujuan sosiometri ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Memberi
pemahaman kepada konsoler metode nontes berdasarkan asesmen yang ada.
2. Memberikan
pemahaman dengan memberika cara penyusunannya sesuai dengan teori yang
diberikan
3. Agar
mempermudah jalannya konseling dengan harapan dapat efektif dan berjalan sesuai
rencana.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sosiometri
Sosiometri
merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara
individu-individu dalam suatu kelompok. Mula-mula dikembangkan oleh Moreno dan
Jenning. Metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa kelompok mempunyai struktur
yang terdiri dari hubunngan-hubungan yang kompleks. Posisi setiap individu dan
hubungan-hubungan yang terjadi dalam struktur kelompoknya dapat diukur secara
kuantitatif dan kualitatif. Hasil pengolahan sosiometri akan diperoleh gambaran
jumlah skor yang diperoleh setiap orang, pola hubungan, intensitas hubungan,
dan posisi peserta didik dalam kelompoknya.
1.
Bentuk
hubungan dalam sosiometri
Bedasrkan hasil
sosiogram daoat diperoleh beberpa bentuk hubungan yaitu:
a. Hubungan
sosial segitiga mengembarkan intensitasi hubungan tiga orang individu yang
cukup kuat atauintim.
b. Hubungan
sosial terpusat, mengambarkan tingkat popularitas seorang individu dalam
kelompoknya.
c. Hubungan
sosial intim , mengambarkan hubungan beberapa orang yang saling memilih satu
dengan yang lain dengan itensitas hubungan yang kuat.
d. Hubungan sosial berbentuk jala , mengambarkan pola
relasi yang bersifat menyeluruh dimana setiap anggota saling berelasi . Bentuk
hubungan ini memiliki itensitas sangat kuat , seluruh kelompok sebagai satu
kesatuan yang sukar untuk dipisahkan dan ketidak hadiran seseorang dalam
kelompok tidak akan menyebabkan perpecahan atau kerapuhan suatu kelompok .
e. Hubungan
berbentuk rantai . Menggambarkan pola hubungan searah atau sepihak dan tidak
menyelurh . Intesintas hubungan rendah , sehingga relasi kelompok mudah rapuh .
2.
Kelebihan
dan kekurangan
Penggunaan
sosiometri memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan metode asesmen lain
yaitu menggunakan sosiometri konselor memiliki peluang untuk memahami bentuk
hubungan sosial yang terjadi diantara peserta didik yang dibimbingnya dengan
melihat bagaimana frekuensi hubungan yang terjadi, bagaimana itensitas atau
kedalamaan hubungan yang terjadi , bagaimana posisi popularitas peserta didik
dalam kelompoknya , mau pun peserta didik yang terisolasi.
Dengan memanfaatkan hasil sosiometri , konselor memiliki
peluang untuk melakukan beberapa proses bimbingan untuk memberbaiki hubungan
peserta didik dalam kelompoknya antara lain dalam upaya untuk :
a) Memperbaiki
struktur hubungan sosial kelompok.
b) Memperbaiki
penyesuainan sosial individu.
c) Mempelajarin
akibat proses pendidikan disekolah terhadap hubungan sosial peserta didik.
d) Mempelajari
mutu kepemimpinan dalam berbagai situasi , dan
e) Menemukan
norma pergaulan antra peserta didik yang di inginkan dalam kelompok tersebut.
Selain
memiliki kelebihan penggunaan sosiometri
seperti juga metode asesmen yang lain memiliki beberapa kelemahan antra lain :
a. Hanya
diterapkan pada kelompok peserta didik yang sudah saling mengenal dalam waktu
yang cukup lama,
b. Akurasi
data penggunaan sosiometri yang sesuai tujan sangat ditentukan oleh kemampuan
guu pebimbing dalam menyusun angket sosiometri.
c. Peserta
didik tidak mudah untuk menetapkan pilihan teman , menetapkan intensitas
hubungan yang selama ini terjadi , maupun saat menetapkan kriteria pribadi/
sifat-sifat angguta kelompok dikelsnya. Menggiat peserta didik umumnya cendrung
memilih anggota kelompok bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa mereka
berhasil dalam melakukan kegiatan dalam kelompok , melainkan lebih didasarkan
pada pertimbangan rasa simpati dan rasa antipati.
3.
Peran
dan fungi konselor
Pada proses asesman menggunakan
sosiometri , konselor memiliki peran dan fungsi sebagai (a) perencanaan , yaitu
mulai dari menetapkan tujuan pelaksaan asesman , perbuatan ngket sosiometri ,
menetapkan peserta didik sebagai saran asesman , dan membuat satu layanan
asesmen sosiometri , (b) pelaksaaan yaitu : memberikan verbal setting ( menjelaskan tujuan manfaat , dan kerahasiaan data
) , memandu peserta didik dalam acara mengerjakan sehingga dapat dipastikan
seluruh peserta didik mengisinya dengan benar ,(c) melakukan pengolahan mulai
dari membuat tabulasi , sosiogram , menghitung ,indeks pemilihan , hingga
melakukan analisis hasil , dan (d) melakukan tindak lanjut dari hasil asesman
dengan membuat program layanan bimbingan dn konseling yang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
B.
Macam
/ Jenis Angket
1.
Nominatif
Pada
tipe ini kepada setiap individu dalam kelompok ditanyakan siapa-siapa kawan
yang di senangi /tidak disenangi untuk diajak melakuka suatu aktifitas tertentu
. Pilihan harus ditulis berurutan dari pilihan pertama (paling disenangin),
pilihan kedua , ketiga , dst. Pilihan pertama skor 3 , kedua skor 2, ketiga
diberi skor 1 . Pada Tebel 7.1 dapat dilihat contoh pertanyaan pada angket
sosiometri secara umum , dan Tabel 7.2 merupakan contoh angket sosiometri
bentuk nominatif.
2.
Skala
bertingkat
Pada
tipe skala bertingkat, disediakan sejumlah pernyataan yang disusun bertingkat,
dari pernyataan yang menyatakan hubungan paling dekat, sampai hubungan paling
jauh. Pada setiap pernyataan individu diminta menuliskan nama salah seorang
temannya, sesuai dengan jarak hubungannya.
contoh
statemennya adalah sebagai berikut :
1.
Saya
sangat menyenangi teman ini. Saya sangat senang bersama-sama dengan teman ini
kemanapun saya pergi. Kalau saya mempunyai problem kepadanyalah saya minta
bantuan. Sebaliknya, saya pun senantiasa siap membantunya. Teman tersebut
adalah…………...
2.
Saya
menyenangi teman ini. Saya sering bekerjasama dengannya dalam menyelesaikan
tugas-tugas tertentu. Saya juga sering berbincang-bincang dengannya. Teman yang
saya maksud tersebut adalah...............
3.
Saya
dapat bergaul secara baik dengan teman ini. Saya tidak keberatan. kalau ia
merupakan salah satu anggota kelompok kami. Saya dapat bekerja sama dan bemain
dengan teman ini dalam kegiatan- kegiatan sekolah, walaupun di luar sekolah
saya jarang sekali berhubungan dengannya. Teman tersebut adalah…………
4.
Saya
tidak begitu akrab dengan teman ini. Di sekolah saya hanya bicara seperlunya
saja. Kalau bertemu di jalan biasanya kami hanya saling mengangguk atau sekedar
saling senyum atau saling menegur dengan ucapan “hallo” saja. Teman yang saya
maksud tersebut adalah………………………………………………………………
5.
Saya
tidak menyukai teman ini. Saya selalu berusaha untuk menghindari pertemuan
dengan teman ini. Saya keberatan kalau ia dimasukkan ke dalam kelompok kami.
Teman yang saya maksud tersebut adalah…………………
Jawaban atau
isian terhadap statemen- statemen tersebut disusun dalam suatu tabulasi arah pilih.
Pilihan pertama diberi skor 2, pilihan kedua diberi skor 1, pilihan ketiga
diberi skor 0, pilihan keempat diberi skor -1 dan pilihan kelima diberi skor
-2.
3.
Siapa
dia
Tipe
sosiometri siapa dia, disediakan pernyataan tentang sifat-sifat individu. Sebagian
pernyataan mengungkapkan sifat positif dan sebagian negatif. Setiap anggota
diminta memilih kawannya yang memiliki sifat yang cocok dengan pernyataan
tersebut. Setiap individu dapat memilih lebih dari satu orang.
tipe ini sering
juga disebut tipe “terkalah dia” (guess who). Dan karena pada setiap statemen
ada kemungkinan pilihan lebih dari seorang, maka tipe ini sering juga
disebut tipe “siapa mereka” (who are
they).
Contoh-contoh statemennya
antara lain :
1.
Dalam
keadaan kelas ini ada teman yang hampir tidak pernah marah walaupun diganggu
oleh temannya. Teman tersebut adalah…………………
2.
Dalam
kelas ini ada teman yang sering murung. Ia jarang bergurau atau bercerita
tentang hal-hal yang lucu (joke). Dia / mereka adalah : ………………
3.
Dalam
kelas kami ada teman yang angkuh dan tidak pernah mau menghargai pendapat orang
lain. Ia sering marah-marah kalau ada orang lain yang menyangkal
pendapatnya. Dia / mereka adalah :
………………………………
4.
Dalam
kelas ini ada teman yang dapat bekerjasama secara baik dengan setiap orang. Ia
bekerja dengan giat dan bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang diberikan
kepadanya. Dia / mereka adalah…………………………………………
Seperti juga
pada tipe nominatif dan tipe skala bertingkat, jawaban atau isian sosiometri
tipe “siapa dia / mereka” ditabulasikan dalam tabulasi arah pilih. Agak berbeda
dengan tabulasi arah pilih lainnya, pada tabulasi ini tidak dicantumkan daftar
pemilih. Yang dicantumkan adalah nomor-nomor itemnya / statemennya. Item-item
tersebut diklasifikasikan dalam dua
kelompok, yaitu : kelompok item positif dan kelompok item negative. Pilihan
pada item positif diberi skor 1, sedangkan pilihan pada item negative diberi
skor -1.
4.
Langkah
penyusunan angket soaiometri
Sebelum melaksanakan proses
asesmen pada pelaksaan bimbingan dan konseling , guru pebimbing perlu
mempersiapkan dulu alat asesmen yang akan digunakan. Pada penggunaan angket
sosiometri guru pembimbing perlu menyusunnya sendiri dengan mengikuti
langkah-langkah berikut ini :
1. Menetapkan
tujuan penggunaan angket sosiometri merupakan langkah awal yang penting
dilakukan guru pembimbing agar dapat menetapkan tipe angket sosiometri apa yang
tepat dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Bila tujuannya untuk menetapkan
pemilihan anggota kelompok/teman lain berdasarkan kedekatan maka guru
pembimbing menggunakan tipe angket sosiometri skala bertingkat, bila meminta
peserta didik menetapkan pemilihan anggota kelompok/teman berdasarkan tingkat nominasinya, maka
menggunakan tipe angket sosiometri nominatif, akan tetapi bila meminta anggota
kelompok untuk mengenali karakteristik pribadi atau sifat anggota
kelompok/teman maka dapat menggunakan angket sosiometri tipe siapa dia.
2. Menyusun
angket sosiometri sesuai dengan pilihan tipe yang ditetapkan sesuai tujuan
pelaksanaan asesemen.
Hal
terpenting dalam menyusun angket adalah merumuskan pertanyaan atau pernyataan
yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Apabila memilih angket sosiometri
nominatif, maka guru pembimbing menetapkan pernyataan sesuai dnegan data apa
yang dikumpulkan dari peserta didik.
5.
Langkah
Pengadministrasian
Pengadministrasian
penggunaan angket sosiometri pada peserta didik di sekolah, memiliki beberapa
tahapan yang perlu dilakukan agar hasil asesmen mendapatkan data yang memiliki
tingkat akurasi baik. Tahapan yang harus dilakukan meliputi persiapan,
pelaksanaan, serta pengolaha dan analisis hasil, yang akan dijelaskan sebagai
berikut ini.
a.
Persiapan
1. Menentukan
kelompok peserta didik yang akan di ukur
2. Mempersiapkan
angket sosiometri sesuai tujuan
3. Membuat
satuan layanan asesmen
b.
Pelaksanaan
1. Memberikan
verbal setting (menjelaskan tujuan, manfaat, dan kerahasian data)
2. Membagikan
angket sosiometri
3. Menjelaskan
cara mengerjakannya
4. Memeriksa
apakah sudah benr mengisinya
5. Mengumpulkan
kembali angket setelah selesai diisi
c.
Pengolahan dan analisis hasil
1. Memeriksa
kelengkapan hasil angket
2. Membuat
tabulasi hasil dan menghitung skor yang diperoleh setiap individu
3. Membuat
sosiogram berdasarkan hasil tabulasi skor
4. Menghitung
indeks pemilihan
5. Membuat
analisis hubungan sosial dari hasil sosiogram dan perolehan skor individu.
d. Hal
yang perlu di Perhatikan
Metode
sosiometri rupanya merupakan metode pengumpulan data yang makin banyak
digunakan. Walaupun demikian, hendaknya
digunakan secara hati-hati. Item-item sosiometrik dapat memberikan efek yang
kurang baik terhadap beberapa siswa karena merasa terkucilkan setelah tau bahwa
ia tidak disukai oleh teman-temannya. Metode ini dapat menyadarkan bahwa ia
terkucilkan dan tidak disukai oleh teman-temannya yang sebelumnya tidak disadari.
C.
Tujuan
Sosiometri
Sosiometri bertujuan untuk mengetahui pilihan, komunikasi, pola
interaksi dan struktur hubungan antarindividu dalam suatu kelompok. Terhadap
sosiogaram yang kita buat, dianalisis. Dengan analisis tersebut dapat kita
ketahui problem hubungan sosial para siswa dalam kelompoknya atau apakah
seorang anak itu disukai atau tidak dalam kelompoknya. Misalnya diketahui ada
seorang siswa yang terisolir. Kita dapat menggunakan sosiogram ini untuk
maksud-maksud remedial. Misalnya dengan menyuruh siswa-siswa lain untuk bergaul
dengan siswa yang terisolir tadi. Dengan kata lain menyuruh siswa- siswa lain
untuk mengajak siswa yang terisolir tadi dalam kegiatan- kegiatan yang mereka
lakukan. Selanjutnya dapat dilakukan langkah-langkah bimbingan terhadap anak
yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Sosiometri
merupakan metode pengumpulan data tentang pola dan struktur hubungan antara
individu-individu dalam suatu kelompok. Mula-mula dikembangkan oleh Moreno dan
Jenning.
2. Penggunaan
angket sosiometri akan membantu guru pembimbing untuk memperoleh data yang
menggambarkan pola hubungan, intensitas, hubungan, dan posisi peserta didik
dalam kelompoknya.
3. Sosiometri
memiliki 3 tipe angket yang memiliki masing-masing tujuan dan fungsi yang berbeda,
antara lain tipe normatif, skala bertingkat, dan siapa dia.
4. Pada
penggunaan sosiometri setiap guru pembimbing harus mengikuti beberapa tahapan,
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, serta pengolahan dan analisis asesmen.
B.
Kritik
dan Saran
Kami menyadari
dalam proses pembuatan dan penyampaian makalah terdapat banyak kesalahan dan
kehilafan, kami sangat mengharapkan kritk dan saran yang membagun untuk kami
guna mengigatkan dan memperbaiki setiap kesalahan yang ada dalam proses
pembuatan dan penyampaian makalah. Tidak lupa terima kasih kepada dosen
pengampuh atas tugas yang diberikan kepada kami.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2011, Asesemen Teknik Nontes dalam Perspektif BK
Komprehesif, Kembangan. Jakarta Barat : PT Indeks
A.Muri Yusuf. 2011. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan: Pilar
Penyedia Informasi dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan.
Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah
(Berbasis Integritas). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Gantina
Komala sari & Eka wahyuni. 2011. Asesmen Teknik NonTes dalam Perspektif BK.
Jakarta: PT i